Prolog
Menghela langkah menyusuri Kota Deltamas, suasananya terasa khas pada pagi dan sore hari, terutama di hari kerja.
Di kompleks hunian lain, hiruk pikuk warga yang bersiap menuju tempat kerja sudah tampak ketika masih gelap. Saat matahari terbit hingga sore tiba, suasana hunian menjadi lengang karena ditinggalkan pemiliknya. Kemudian kembali hidup seusai matahari tenggelam. Tetapi di Kota Deltamas, lalu lalang penghuni yang meninggalkan rumahnya baru nampak setelah matahari beranjak. Sebaliknya di sore hari, sebelum matahari menyentuh horizon barat aktivitas warga di lingkungan kota Deltamas telah menggeliat.
Lokasi yang strategis, jalan lapang bertrotoar lebar, naungan pepohonan rindang, kelengkapan fasilitas umum, bangunan yang indah, serta berbagai penunjang kehidupan lain, Kota Deltamas memiliki semua itu sebagaimana kawasan terintegrasi lainnya. Namun lebih dari itu, nilai utama yang diusung Kota Deltamas adalah kualitas kehidupan. Salah satu indikatornya: mereduksi waktu perjalanan berangkat dan pulang kerja. Meskipun tampak kecil, di era modern yang super sibuk, tambahan satu atau dua jam waktu di rumah, adalah kemewahan yang tidak ternilai.
Pertanyaannya: Bagaimana Kota Deltamas mampu membangun lingkungan yang menunjang kehidupan berkualitas setiap warganya?
Beranda muka Kota Deltamas |
Kota Deltamas sebagai Livable City Ideal
Sinar Mas Land sebagai pengembang, tidak merencanakan pembangunan Kota Deltamas dari sekedar infrastruktur fisik di lahan seluas ±3.200 Ha. “Sinar Mas Land kembangkan konsep Livable City”, untuk diterapkan di Kota Deltamas.
Konsep livable city sendiri telah lama menjadi bahan perbincangan para ahli tata kota. Berbagai rumusan livable city telah mengemuka. Dalam pandangan Hahlweg (1997), sebuah livable city adalah kota yang mampu memenuhi segala kebutuhan manusia, tempat setiap orang, baik tua maupun muda, kaya atau miskin, siapa pun mampu melakukan aktivitas dan mendapat jaminan keamanan.
Sementara menurut Peter Evans (2002) livable city merupakan kota yang mampu membuka lapangan pekerjaan dan menjaga kualitas lingkungannya. Pandangan Evans tampak sederhana tetapi sebenarnya mengandung paradoks yang kompleks. Sebab realita menunjukan pembukaan lapangan pekerjaan melalui aktivitas industri dan jasa selalu mengakibatkan kerusakan lingkungan. Tantangan utama mewujudkan livable city definisi Evans adalah: membangun kota yang mampu menyediakan pekerjaan untuk menunjang segala kebutuhan setiap warganya, di saat yang sama memberikan daya dukung bagi kelestarian lingkungan hidupnya secara maksimal.
Bagi Sinar Mas Land, konsep livable city tidak sekedar slogan, melainkan menjadi tujuan ideal, sekaligus proses berkelanjutan yang terus dijalankan di Kota Deltamas. Tujuan utamanya menjadikan Deltamas sebagai Kota Mandiri bertaraf internasional.
Sinar Mas Land menyadari guna membangun livable city berkelas dunia dibutuhkan lebih dari pengetahuan, kemampuan teknis, dan sumber daya semata. Karenanya Sinar Mas Land menjalin kemitraan dengan Sojitz International. Sebuah perusahaan multinasional berpusat di Jepang yang memiliki sejarah lebih dari 160 tahun, dengan porto folio pembangunan berkelanjutan di 50 negara. Melalui kemitraan dengan Sojitz International, Sinar Mas Land optimis membidik target utamanya: menjadikan Kota Deltamas sebagai “Global City”. Membentuk Kota Deltamas sebagai magnet investasi, sehingga menjadi pusat bisnis yang berkontribusi besar terhadap ekonomi negara dan kawasan regional.
Imam Awaludin (42 tahun), seorang pengusaha UMKM punya cerita khusus mengenai Kota Deltamas. “Sepuluh tahun silam kawasan itu masih tanah lapang tanpa penghuni, sekarang coba lihat, Deltamas telah tumbuh menjadi pusat ekonomi baru” tuturnya sambil menunjuk lalu lalang orang di deretan ruko baru yang sudah mulai dihuni.
Imam menceritakan kenangan pertamanya menjejakan kaki di Kota Deltamas satu dekade silam. Saat itu ia tengah bimbang mempertimbangkan beberapa kawasan tempat ia akan memulai usaha, sebelum menjatuhkan pilihannya ke Kota Deltamas. Keberadaan pusat Pemerintahan Kabupaten Bekasi beserta Muspida tingkat dua sejak tahun 2004 di Kota Deltamas, telah memudahkan pelayanan satu atap pada para pelaku industri, perdagangan, dan administrasi penduduk untuk mengurus perijinan usaha, termasuk dalam pertimbangan Imam.
Berdasar pengalamannya itu, Imam semakin meyakini telah mengambil pilihan yang tepat dengan membangun rintisan bisnisnya di Kota Deltamas. “Tidak ada pilihan yang lebih baik dari Deltamas karena filosofi pembangunannya” tutur Imam.
Terbagi menjadi area industrial, area komersial, area CBD, area residential, area edukasi dan area rekreasi, Kota Deltamas dibangun dengan menjaga harmoni lingkungan. Ruang Hijau Terbuka (RTH) dapat ditemui di setiap sudut kawasan, baik sebagai pembatas antar area mau pun sebagai ruang hijau mandiri. Bahkan Kota Deltamas mengalokasikan sekitar 10 hektar lahannya sebagai hutan kota, yang saat ini dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat.
Hutan Kota Deltamas |
Jika ditinjau dari sisi komersil hutan kota tidak memberikan pemasukan bagi pengembang, tetapi keberadaannya dari sudut pandang lingkungan sangat vital. Hutan kota adalah tempat rekreasi yang memperindah kawasan, tempat resapan air dan paru-paru kota, tempat dan sarana pendidikan, sekaligus lokasi konservasi karena dapat menjadi area persinggahan migrasi burung.
Greenland International Industrial Center, kawasan Industri masa depan
Komitmen Sinar Mas Land membuka lapangan pekerjaan dan sekaligus melakukan pelestarian alam dalam kawasan diwujudkan dalam Greeenland International Industrial Center (GIIC). Sebagai kawasan industri letak GIIC sangat ideal, karena terletak di km 37 yang hanya berjarak 50km dari pelabuhan Tanjung Priok dan 60km dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Berdiri di atas lahan seluas 2.200ha GICC mengadopsi konsep ramah lingkungan, dan menarik investor serta berbagai lembaga. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) misalnya, menjatuhkan pilihan kepada GIIC untuk pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) bernilai 164,6 juta euro, hasil kerja sama dengan pemerintah Prancis, di lahan seluas 5 hektar.
Pintu Gerbang menuju GIIC |
Faktor keamanan menjadi pertimbangan yang paling utama bagi negara untuk membangun salah satu obyek vital nasional di GIIC. Bukan hanya aman dari tindakan manusia, melainkan juga dari kejadian bencana, seperti banjir atau kebakaran. Kepercayaan negara kepada GIIC merupakan pengakuan atas rendahnya tingkat resiko bencana di GIIC-Kota Deltamas.
Bagi Kota Deltamas keamanan merupakan unsur penting livable city, yang menjadi sarana terwujudnya rasa aman dan nyaman setiap warga. Petugas keamanan dapat ditemui di setiap sudut kawasan, pusat komersial, area industri, fasilitas dan area publik di dalam Kota Deltamas selama 24 jam. Patroli juga dilakukan 24jam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Yang menarik adalah, seluruh patroli kawasan dilakukan menggunakan kendaraan listrik, menjadi penegas komitmen Kota Deltamas tehadap lingkungan.
Bangunan SFCC Kota Deltamas |
Lalu sebagai wujud komitmen Kota Deltamas terhadap keamanan warganya, di tahun 2024 Kota Deltamas akan merampungkan bangunan Security and Fire Command Center (SFCC) tiga lantai di atas lahan seluas 5.253 m2. SFCC dilengkapi sistem keamanan pengendali terpusat CCTV, sistem pengendali lampu lalu lintas untuk memonitor keamanan dan lingkungan di Jalan Deltamas Boulevard maupun sudut area publik di Kota Deltamas. SCFC dibangun sebagai integrasi sistem pencegahan dan reaksi cepat ke dalam sistem keamanan global Kota Deltamas.
Work Hard, Play Hard, Live Well, di Kota Deltamas
Senja mulai merona tembaga ketika Imam menghirup cangkir capuccino ketiganya sambil melirik jam di dinding. “Sebentar lagi waktunya menjemput istri”, kata Imam menyebut jadwal pribadinya.
Perjalanan Imam dengan berkendara santai dari rumah ke tempat kerja istrinya, lalu ke sekolah terdekat, dan ke tempat kerjanya, hanya memakan waktu sekitar 30-45 menit. Dengan perjalanan sesingkat itu, di pagi hari Imam masih sempat berolahraga sebelum mengantarkan istri dan anaknya. Demikian halnya di sore hari, banyak waktu untuk berkegiatan saat petang menjelang matahari terbenam.
Imam tidak menemui kemacetan yang menjadi momok melelahkan bagi pekerja di metropolitan, karena integrasi 3 kawasan utama Kota Deltamas: industri, komersil dan hunian, melalui jaringan penghubung yang rapi.
Di Kota Deltamas, ada beragam fasilitas hiburan dan sarana penyaluran hobi untuk mengalokasikan kelimpahan waktu yang dimiliki warganya. Mereka yang hobi berolahraga, dapat menikmati waktu di Deltamas Sport Center, Futsal Corner, Malibu Club House dan Pasadena Serenade Swimming Pool.
Fasilitas Deltamas Sport Center |
Sementara penikmat kuliner dapat menemui aneka restoran dengan cita rasa masing-masing di dalam Kota Deltamas. Seiring banyaknya ekspatriat Jepang di sekitar Cikarang, restoran Jepang pun menjamur di Kota Deltamas. Restoran-restoran seperti: restoran Futoppara, Taverma Matsu, Niku Juushi, Kizuna, dan Niroku mulai ramai dikunjungi. Belum terhitung restoran yang menawarkan cita rasa masakan Korea dan China. Penikmat makanan akan menemukan surga kuliner di Kota Deltamas.
Masterplan Kota Deltamas |
Epilog
Ketika ditanyakan perihal livable city, menurut pandangan pribadi Imam livable city selain nyaman sebagai tempat tinggal dengan kemudahan menemukan apa pun kebutuhan hidup, kota tersebut haruslah mampu menjadi katalis yang menjadi pemicu produktifitas. Imam merasa menemukannya di Kota Deltamas, bagi Imam Kota Deltamas adalah jembatan penghubung bagi kesuksesan karir dan keberhasilannya membina keluarga.
Tidak hanya itu, bagi Imam anak-anak yang menjadi tumpuan hidupnya pun terjamin masa depannya berkat keberadaan sarana pendidikan dari jenjang pre-school hingga universitas di Kota Deltamas. Selain Cikarang Japanese School dan Korean Education Complex, beberapa sekolah lokal berstandar internasional telah berdiri di Kota Deltamas. Kehadiran Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) yang merupakan kerjasama antara Sinar Mas dengan Institut Teknologi Bandung, melengkapi fasilitas pendidikan tinggi berkualitas di Deltamas.
Perbincangan kami buyar oleh dering telepon. Rupanya sang istri telah menunggu, Imam pun berkemas dan pamit meminta izin untuk meninggalkan saya yang tengah meresapkan kisah livable city Kota Deltamas.
Bahan bacaan dan sumber tulisan:
1. D. Hahlweg, 1997. “The City as a Family” dalam Timer, Vanessa and Dr. Nola-Kate Seymoar eds THE WORLD URBAN FORUM 2006, Vancouver Working Group Discussion Paper, International Centre for Sustainable Cities https://www2.gov.bc.ca/assets/gov/british-columbians-our-governments/local-governments/planning-land-use/wuf_the_livable_city.pdf
2. Evans, Peter. 2002. Livable Cities? The Politics of Urban Livelihood and Sustainability.University of California Press, Berkeley.
3. https://www.sojitz.com/en/
4. https://www.sojitz.com/en/corporate/profile/pdf/corp_e_230731.pdf
5. https://ekonomi.bisnis.com/read/20221116/47/1599118/ini-proyeksi-investasi-data-center-di-kawasan-industri-giic-kota-deltamas
6. https://www.marketeers.com/fasilitas-baru-sinar-mas-land-dirikan-security-and-fire-command-center/
7. https://deltamas.id/