Dalam kisah kitab-kitab suci, diceritakan seorang pemuda bernama Daud (David) harus bertarung melawan Jaluth (Goliath) seorang bertubuh raksasa. Hanya bersenjatakan ketapel, pemuda itu berhasil menumbangkan sang raksasa yang tak terkalahkan. Cerita tersebut menginspirasi banyak orang selama ribuan tahun karena kelangkaan momennya. Sangat sulit ditemukan dalam adu kekuatan seorang yang berbadan kecil bisa menang melawan orang yang berbadan lebih besar tanpa bantuan pihak lain.
Jika kita memiliki usaha kecil, misalkan di bidang barang konsumsi sehari-hari, dapatkah kita bersaing dengan perusahaan raksasa sekelas Unilever, Indofood atau Grup Wings? Sekilas UKM seolah kurcaci, jika harus bersaing melawan perusahaan raksasa seperti sebuah usaha bunuh diri. Padahal sebagaimana kisah Daud, dalam dunia usaha juga berlaku jargon "nothing is impossible", sejarah bisnis mencatat perusahaan kurcaci yang berjaya bersaing dengan para raksasa, bahkan tumbuh menjadi penguasa pasar. Yang kemudian menjadi pertanyaan, bagaimana caranya?
Persaingan di dunia usaha bagaikan peperangan, karena itulah kitab panduan perang paling terkenal "Seni Perang Sun Tzu" telah lama diterapkan oleh banyak entrepeneur dalam dunia bisnis. Meskipun memuat 36 ayat dalam kitabnya, pada dasarnya strategi perang Sun Tzu memuat 3 pokok utama yaitu: mengenali diri sendiri, mengenali musuh, dan mengenali medan tempur. Tiga ajaran itu pula yang bisa diterapkan dalam menghadapi kerasnya persaingan usaha sebagai entrepeneur di masa kini.
Pertama, mengenali diri sendiri. Daud menggunakan strategi khusus untuk mengalahkan Jaluth dengan memilih ketapel sebagai senjatanya. Daud faham sepenuhnya, bagaimana pun ia melatih diri dengan kondisi fisiknya Daud tidak mungkin sanggup menghadapi Jaluth dalam pertarungan konvensional. Maka Daud fokus memaksimalkan keunggulan dirinya dengan berlatih keras membidik sasaran menggunakan ketapel, Jaluth pun tumbang dengan satu tembakan ketapel tepat di antara kedua matanya.
Dari berbagai figur bisnis di sekitar kita, saat ini sebetulnya kita bisa lebih mudah belajar memahami diri, untuk kemudian fokus memperkuat kemampuan yang bisa dikembangkan secara maksimal dan menggunakannya secara tepat dalam bisnis. Situs tokoh bisnis nasional seperti Dr.(HC) Ciputra memberikan bahan dan teladan berharga dalam memahami diri untuk terjun di dunia bisnis. Kerja keras, kegigihan belajar, karakter "Bisa", komunikasi interpersonal, keterbukaan pemikiran, adalah beberapa karakter kunci seorang Entrepreneur untuk bertahan dan mengembangkan usaha dalam persaingan bisnis yang semakin ketat.
Termasuk diantara mengenali diri adalah memahami produk yang ditawarkan. Tidak bisa disangkal, produk yang berkualitas adalah senjata paling ampuh dalam memenangkan persaingan. Menempatkan keunggulan produk seperti: lebih awet, lebih ramah lingkungan, lebih mudah digunakan, lebih indah, lebih sederhana, dan lain-lain akan menjadi nilai tambah yang menjadi faktor pembeda diantara produk para pesaing.
Kedua, mengenali pesaing. Dalam dunia usaha, ada dua tipe pesaing yaitu pesaing langsung dan pesaing tidak langsung. Pesaing langsung dicirikan dengan kesamaan produk. Misalnya merk kopi susu instan Black harus bersaing dengan kopi susu instan Grey. Sementara itu, sebuah produk juga harus berhadapan dengan pesaing tidak langsung yang menyasar pangsa pasar yang sama dengan produk yang berbeda. Misalnya kopi susu instan Black melawan minuman coklat lezat Blue.
Seorang entrepreneur dituntut untuk peka dan mampu menempatkan pesaing tetap dalam jangkauan radar, lalu menyusun strategi yang tepat dalam menghadapinya. Banyak usaha kecil berhasil memenangkan pertarungan melawan raksasa bisnis karena memperkuat pelayanan, kecepatan respon pelanggan, maksimisasi pemanfaatan teknologi dan kecepatan untuk beradaptasi menghadapi perubahan, yang umumnya tidak mudah dilakukan oleh pesaing berukuran besar.
Ketiga, mengenali medan tempur. Medan tempur sesungguhnya dalam persaingan usaha adalah merebut kepercayaan konsumen. Ada pepatah mengatakan "konsumen adalah raja", maka mengenali kebutuhan dan keinginan para raja inilah yang menjadi kunci utama memperoleh pasar untuk memenangkan persaingan.
Untuk menguasai pasar tidak harus menjadi besar dahulu, fokus utama adalah segmentasi pasar yang tepat dan membangun kepercayaan konsumen. Apple Inc adalah contoh paling tepat bagaimana sebuah perusahaan dengan ukuran yang relatif kecil bisa menguasai pasar. Pada tahun 80-an, ketika masih bernama Apple Computer, Apple yang baru lahir berhasil memenangkan persaingan di segmen Personal Computer melawan raksasa komputer dunia IBM.
Lalu pada era kebangkitannya, Apple edisi kedua berturut-turut berhasil memenangkan persaingan melawan Microsoft, kemudian menjungkalkan raja ponsel Nokia, untuk menjadi perusahaan paling berharga di muka Bumi. Hebatnya saat memulai persaingan melawan rivalnya hingga mengungguli, Apple adalah perusahaan yang jauh lebih kecil baik dari segi personel maupun sumber daya. Selain karena visi dan inovasi seorang Steve Jobs, analis pemasaran menyebutkan keberhasilan Apple adalah segmentasi pasar yang tepat dan penempatan produk di hati konsumen, hingga menghasilkan loyalitas produk yang sedemikian tinggi.
Sebagai seorang entrepeneur, persaingan di dunia usaha adalah hal yang tidak terelakkan. Ketika baru memulai usaha, dengan modal dan sumber daya yang minim persaingan bisa terlihat begitu sulit terutama ketika menghadapi pesaing yang lebih dulu terjun dan jauh lebih kuat. Tetapi untuk bertahan pada akhirnya seorang entrepreneur harus siap menghadapi persaingan dengan pihak mana pun. Sejarah menunjukan yang lebih kecil belum tentu kalah melawan mereka yang lebih besar dan lebih kuat, jadi tidak ada alasan untuk pesimis.
Meskipun dunia usaha seperti sebuah medan perang, sejatinya memenangkan persaingan tidak harus dengan mengalahkan pesaing. Sebagaimana Sun Tzu menuliskan; Kemampuan untuk mengalahkan musuh tanpa pertempuran sama sekali adalah cerminan strategi yang paling hebat. Kemenangan yang sebenarnya adalah kemenangan karena memberi kepuasan kepada konsumen melalui pelayanan terbaik, bukan dengan mengalahkan pesaing.
Ditulis untuk Kontes Esai "Bagaimana Menghadapi Persaingan Sebagai Seorang Entrepreneur" di wwww.ciputraentrepreneurship.com
Bogor, 16 September 2013
Update : Juara Pertama, hasil PENGUMUMAN